Event Puisi Berantai tema Kemerdekaan ini diadakan oleh Komunitas Pembaca Penulis untuk memeringati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia tahun 2021.
Sang Pejuang Tak Kenal Undur
Oleh Kelompok Satu
Luka sayat disekujur tubuh
Luka batin disingkir angkuh
Berlari mencari sang kokoh
Bernegosiasi dengan ribuan peluh
Berjuang tanpa lelah
Dengan rasa sakit yang teramat parah
Kami tidak akan pernah menyerah
Sebelum para penjajah kalah
Penderitaan yang teramat perih
Rasa sakit yang selalu mengiring
Bermandikan darah dan air mata
Meninggalkan keluarga yang ternista
Namun, tak ada kata menyerah
Yang ada hanyalah berjuang
Berjuang hingga darah penghabisan
Demi negara yang merdeka
Setajam Senjata Runcing
Oleh Kelompok Dua
Desing bising serta jerit pelik, terdengar jelas dari medan perang
Bersama bambu yang diruncingkan
Tak gentar 'tuk terus berjuang
Demi kemerdekaan tanah air tercinta
Bambu runcing telah diangkat, ialah yang jadi senjata setia
Raut tangguh di wajahmu, tak menunjukkan barang segelintir rasa takut
Dalam perjuangan kau selalu gigih
Meski terkadang aksamu tertutup mimpi
Setajam senjata runcing yang berlumur darah
Sama tajamnya dengan tekad bangsa Indonesia yang berdiri dengan gagahnya
Dengan semangat pantang menyerah, terus bertarung melawan penjajah
Ujung bambu itu menjadi saksi
Saat semua bersatu
Untuk meraih kemenangan, untuk mendapatkan kebebasan
Rasa gentar dan takut terlenyapkan
Meski hujan peluru menerjang,
Kau tahu pertaruhan nyawa menentang
Namun, tak gentar engkau tetap berjuang, bersama bambu runcing yang selalu kau pegang
Wahai pahlawan bangsa, terima kasih untuk kemerdekaan yang kau berikan
Kemerdekaan untuk Sang Saka
Oleh kelompok tiga
Di tanah tempatku berpijak
Bergelebar Sang Saka merah putih
Terlihat sederhana
Namun sangat berarti
Tak tampak takut, dengan gagah beraninya
Menampakkan aura membara di setiap hati
Beribu perjuangan penuh luka dan air mata
Untuk merebut kembali kedaulatan negeri.
Melihat Sang Saka melambai indah di sana
Ada rasa senang di hati.
Puji syukur kupanjatkan pada Yang Kuasa
Atas merdekanya negeri ini.
Kemerdekaan ini untuk Sang Saka
Hadiah istimewa untuk ibu pertiwi.
Indonesiaku Kini
Oleh kelompok empat
Lihatlah Indonesiaku kini ....
Nyaris remuk redam dihantam badai pandemi.
Hari kemerdekaan Indonesia akan segera tiba.
Namun, Indonesiaku masih saja berduka.
Virus mewabah dimana-mana.
Hingga banyak rakyat harus berkorban nyawa.
Kita terkurung pasrah dalam rumah.
Tak lagi bebas pergi ke segala arah.
Ketika vaksinasi menimbulkan kontroversi.
Pandemi malah dijadikan dramatisasi.
Memang, kemerdekaan masih dibayang-bayangi pandemi.
Namun, realita ini harus kita hadapi.
Untuk indonesia yang kami cintai
Lekaslah pulih kembali
Api Semangat Indonesia
Oleh kelompok enam
Hari ini, jiwa negeri bersatu padu
Mengambil alih sisa pejuang pahlawan dulu
Api semangat di kobarkan menggebu
Menggiring Indonesia 'tuk terus melaju.
Namun kemerdekaan terkikis kebinasaan
Melahap habis rasa persatuan
Jiwa berkobar tak lagi tersuarakan
Terbungkam sudah jiwa persatuan
Nusantara bersorak-sorai
Menggema ke seluruh penjuru bumi
Negara luar pun mengigil gila
Melihat Indonesia raya
Merdeka
Merdeka, hanyalah kata
Oleh kelompok tujuh
Dahulu, pejuang-pejuang berteriak lantang
Merdeka atau mati
Lantas, desing peluru kian menjadi
Menghantarkan juang bagi Pertiwi
Janji penguasa adalah bohong
Racun menyakitkan yang menggerogoti tiap insan
Tahukah?
Tiap embus napas tercipta, hanya 'tuk pengabdian
Hidup kini menyedihkan
Kompromi hilang tertelan bualan
Dunia kini mata duitan
Tak lagi bisa diharapkan
Bung, andaikata engkau masih ada
Pastilah, risau terbesit di dada
Bait-bait aksara, tak tertata
Ungkapan-ungkapan nestapa, tidaklah berharga
Komentar
Posting Komentar